The Accident

21 Oktober 2017. Tepat satu tahun yang lalu, something bad happened. I don’t know why I write this story, I just want to remind myself that I have a lot of things to be grateful for.

21 Oktober 2016. Aku masih ingat betul rincian sebelum kejadian. Saat itu Surabaya sedang hype dengan event Book Bad Wolf, pameran buku impor murah, yang saat itu baru pertama kalinya diadakan di kota Pahlawan. Aku dan Mba Amel berencana untuk pergi kesana di hari kedua event tersebut dimulai. Since Mba Amel punya Nayla, yang saat itu masih umur 6 bulan, kami harus berangkat pada malam hari, nunggu Nayla tidur, baru kita bisa berangkat.

Pendakian Ciremai 3.078 mdpl via Apuy

14-15 Oktober 2017 yang lalu, saya dan enam orang teman melakukan pendakian ke Gunung Ciremai via Apuy, Majalengka. Berhubung kami semua tinggal di Jakarta, jadi diputuskan meeting point berada di Stasiun Manggarai. Perjalan dari Jakarta menuju Majalengka ditempuh dengan menggunakan travel dengan estimasi waktu perjalanan 5 jam. Kami berangkat dari Stasiun Manggarai pada pukul 00.00 WIB dan sampai Stasiun Maja pada pukul 5 pagi.

Untuk menuju basecamp Berod, kami harus berganti transportasi menggunakan pick up dengan harga Rp. 60.000,- per orang pulang-pergi. Jadi Bapaknya nganter dan jemput kita saat pulang nanti. Perjalanan dari terminal menuju basecamp sekitar 1,5 jam dengan jalan naik turun khas pegunungan. Ohiya, kuota untuk pickup sekitar 10 orang baru bisa jalan, jadi ketika tim nya kurang dari itu, bakal gabung sama tim lain ya.

Kami sampai di Berod pada pukul 8 pagi. Untuk registrasi pendaki dikenakan biaya Rp. 50.000,- per orang (sudah termasuk sertifikat dan satu kali makan yang bisa ditukar sebelum berangkat atau saat pulang). Berhubung kami masih menanti satu orang lagi dari tim kami, jadi kami putuskan untuk menukarkan jatah makan kami untuk sarapan. Kelengkapan untuk registrasi cukup standar, yaitu fotokopi KTP, daftar kontak orang yang bisa dihubungi saat keadaan darurat, dan list perbekalan. Tepat pukul 10.00 kami memulai pendakian.

IT Graduate Development Program PT Angkasa Pura II (Persero)

Graduate Development Program (GDP) adalah salah satu jalur rekrutmen baru yang diadakan oleh PT Angkasa Pura II. Jika biasanya rekrutmen BUMN membutuhkan waktu rata-rata 5-6 bulan dari pendaftaran hingga pengumuman akhir, GDP PT Angkasa Pura II hanya memakan waktu 1-1.5 bulan. Singkatnya waktu rekrutmen tentu saja menguntungkan bagi para applicant, siapa sih yang suka di-php lama-lama. Singkatnya waktu rekrutmen bukan berarti mengurangi kualitas seleksi. Setiap applicant tetap diseleksi dalam beberapa tahap, yang membedakan adalah tahap-tahap tersebut dikelompokkan sehingga mempersingkat waktu. Untuk rekrutmen GDP IT yang buka pada bulan Mei 2017, seleksi dilakukan di 3 kota, yaitu Jakarta, Bandung dan Yogyakarta, dengan tahapan antara lain:

Introspeksi

Jakarta, 16 September 2017, ditulis dengan kepala dingin, ditengah tumpukan kerjaan di weekend yang cukup panas sampe harus nyalain AC.

This past 3 months was sooooo tough. My life has been roller coaster ever since. It went up and then down, up again down again, upside down, then slowly up. I should admit that life truly hit me hard on the face. Merantau sendiri ke Jakarta, putus sama pacar, deal with new people (of course with different personality), kewajiban menuhin KPI kantor, dan masih banyak lagi lainnya.

I’m not strong enough to face this, karna aku bukan aspal apron (apasih). I cried, a lot. My life was so messy. Kamar berantakan, makan gak teratur, sekalinya makan cuma makan mie instan sama boncabe banyak (faedahnya apa), tidur mulu (literally bisa tidur 15-17 jam sehari pas weekend), menarik diri dari kehidupan sosial, balik kantor malem mulu padahal ga jelas apa yang dikerjain, parah deh pokoknya. It much worse than you can imagine.

Short Course Aviation Management di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia

Hey, how are you? Everything alright?

For me everything is pretty bad, but hey, we have to grateful for what we have, right?

Dua minggu belakangan ini aku berkesempatan join short course di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug sebagai bagian dari diklat karyawan baru PT Angkasa Pura II. Orang IT belajar penerbangan? Why not. I felt so exited join this course and I thought aviation management is so fun! It’s exciting to learn new thing because I’m little bit bored learn about technologies for the past 4 years (lol)

Diklat dilaksanakan selama dua minggu di STPI Curug berupa kelas dan kuliah lapangan ke Bandara Soekarno Hatta Tangerang. Kami ber-16 juga tidur di asrama, untuk perempuan di Curug 1 dan yang laki-laki di barak Tower. Kita diperlakukan sama kaya taruna-taruni yang ada di STPI. Kalo keluar harus lapor, ada apel pagi-malam, tiap pagi olahraga, dsb. Despite all the bad things, I felt so lucky karena disini ketemu dengan banyak orang-orang hebat di bidang penerbangan. Dari mulai Pak Budi (kepala bandara terlama, yang dulunya pedangang asongan di stasiun Wonokromo), Pak Subagyo (mantan direktur utama PT Gapura Angkasa dan mantan kepala bandara Polonia), dan Bapak Ibu dosen lain yang kepanjangan kalo diceritan biografinya satu-satu.