Mimpi dari Ranupani


Hello! Meet my friend from Ranupani, his name is Suhartono and I usually call him Uncle Tono.

Pertama kali banget ketemu Uncle Tono itu pas Mei 2014, saat itu untuk pertama kalinya aku nyoba naik gunung, yaitu ke Gunung Semeru. Uncle Tono sendiri saat itu sehari-harinya kerja sebagai porter dan sering ikut Om Nanang guide bule-bule yang mendaki Gunung Semeru.

Selain supel, Uncle Tono juga baik banget. Pas kami naik Semeru dulu, Uncle Tono nungguin kami di gerbang Ranupani. Dan since disana nggak ada sinyal dan kami lupa ngasih tau kami bakal turun kapan, jadilah Uncle nungguin kami di gerbang pendakian tiap hari. Di hari ketiga akhirnya kami papasan sama Uncle Tono pas lagi perjalanan pulang naik motor lewatin Ranupani. Uncle Tono neriakin kami (asli kaget banget kirain nabrak sesuatu lol) trus diajakin makan di rumahnya. Masakannya sederhana. Nasi hangat,  sambal, dan sayur gambas (javanese - I don't know what to called in Indonesian lol) tapi nikmat banget gak boong. Ditambah makannya di depan perapian di tengah dinginnya Ranupani hihi.

Pendakian Cikuray 2.821 mdpl via Pemancar

“It’s not the mountain we conquer, it's ourselves”
Tanggal 26-28 Januari 2018 yang lalu, saya dan enam orang teman memilih untuk menghabiskan weekend dengan mendaki Gunung Cikuray di Garut, Jawa Barat dengan ketinggian 2.821 mdpl, yang juga merupakan gunung tertinggi ke-4 di Jawa Barat.


Kami berangkat dari Jakarta jam 10 malam dengan mobil pribadi, menuju Garut via Bandung (karena harus jemput salah satu temen). Ke Garut via Bandung saat weekend sangat tidak disarankan ya teman-teman. Macetnya parah. Kami baru sampai di Garut sekitar pukul 7 pagi. Untuk menuju basecamp Pemancar, ada angkutan pickup yang bisa disewa dengan biaya Rp. 65.000/orang dari Terminal Garut. Tapi kami kemarin tetep kekeuh bawa mobil sampe basecamp. Untuk mobil sejenis Avanza dan Innova kuat-kuat aja kok sampe basecamp. But make sure mobilnya bener-bener dalam kondisi baik ya.

2017 in Review

What a year it’s been.

Since 2017 is going to end, I find this to be a great time to reflect on what’s been happened in this year so far. For me it has come with many accomplishments and surprises. And happily, I experienced few disappointments. Here’s the list of all the good things that happened in 2017:

Travelling?

I don't call myself as a travel junkie, since I have so many boundaries, like yeah, you know, money and time. But yes, it's true. I do love travelling. It always yes for travelling as long as it possible.

Kadang saya sering bertanya sendiri dalam hati, apasih yang dicari dari perjalanan-perjalanan ini?

Karena seringnya setiap perjalanan saya selalu dimulai dengan susah payah. Ibarat kata, belum mulai tapi udah capek duluan. Nyiapin perlengkapan (yang udah kececer di rumah Surabaya dan gatau dimana tepatnya), pulang “teng-go” dari kantor dan dilanjut macet-macetan di Jumat sore dari Tangerang menuju meeting point (yang biasanya di Jakarta), tired and sleepless, curi-curi tidur selama perjalanan, harus pipis di alam, or the worst, toilet yang kotor dan pesing. Kedinginan, masuk angin dan berujung pada muntah-muntah di gunung. Balik Tangerang Senin dini hari dan harus clock in sebelum 7.30 pagi, ditambah dengan after effect-nya badan capek dan kaki kaku selama 3 hari kedepan.

Human Beings

I think it's been a long time since the last time I wrote in this blog. Janji sama diri sendiri buat rutin nulis satu minggu-satu post akhirnya dilanggar juga. It's been a tough week. Kerjaan, dinas luar, pindahan kosan, dan masih banyak lagi kegiatan lain yang bikin buka laptop di weekend jadi hal yang haram dilakukan. But right now, let's talk about life. People say that life is not meant to be easy.

Have you ever feel down?